Mengembangkan Kapasitas “pengajar”

         Nggak tahu kenapa beli buku ini sebenarnya. Mungkin karena covernya menarik. Hmmm…mungkin!!!. Tapi emang semester ini secara waktu emang full di riset untuk ngebersin skripsi sih, jadi deh sambil ngisi waktu membaca buku yang cukup menarik mengenai Sekolah Sukma Bangas (SSB) di Aceh sana.

       pengembngn kapsts guruOke, buku Pengembangan Kapasitas Guru tulisan Pak Khoirudin Bashori dan temen-temen sebenarnya emang karena pengen merefleksikan diri setelah setahun (dua semester) sempet diikut sertakan dalam dunia kepengajaran, yaitu asisten lapangan dan laboratorium untuk praktikum. Dan, rasannya bego’ banget, terlalu banyak kelemahan, nggak ngegigit, bahkan mungkin hal dasar wajibnya murid/mahasiswa aja nggak nyampek untuk diajarkan. Masuk mimpi? jelas-jelas, buruk.

      Walopun secara besar temen-temen juga banyak yang bekerja di non-sektor pertanian (major fakultas kami), menambah angan “Apa yang salah ya ama pengajaran di kelas ini?!”. Hingga detik ini bahkan sehabis baca buku ini pun masih merasa kurang yakin untuk jawabannya. Pengajar senior yang lebih banyak (100% bahkan) ngomongnya dan yang muda lebih mewarisinnya dengan mengandalkan hafalan yang kuat, cuman nggak ada nilaiainnya karena bakal mudah menguap. Lagi – lagi ide cemerlang dan daya kritis mahasiswa memudar dan menancap dalam lembaran kertas.

        Walopun RPPS itu ada, cuman jadi jimat tak berguna jika nggak ada pendekatan emosi. I don’t know !!

Hanya berfikir, apakah “para pengajar” itu, ada mentoring untuk analisis feed back terhadap gaya pengajaran terhadap mahasiswannya ya??!!

Buku ke-2 Tetsu-sama

Membaca buku bertemakan tentang anak – anak nggak selamannya enjoy dan berkaitan dengan dunia bermain ala mereka. Termasuk dalam buku Tetsuko-san (panggilan nama kecilnya: Totto-chan) yang bercerita mengenai anak – anak korban perang diberbagai negara dikisaran tahun 1984 hingga tahun 2000an (I won’t spoiler, right!!) . Tetsuko-san (penulis) dalam buku ini tidak bercerita seperti dibukunya yang pertama mengenai masa sekolahnya, tapi menceritakan tentang perjalanannya selama menjadi duta UNICEF. Kelihatannya jadi duta gituan itu emang asyik cuman harus punya network atau berpenampilan menarik. IMAG8666_thumb.jpgMengingat para duta – duta UNICEF kebanyakan artis atau orang yang emang udah berpengaruh di negerannya Termasuk Tetsuko Kuroyanagi yang merupakan artis, penulis, dan musisi di Jepang kelahiran ‘33. Yang di dunia luas dikenal dengan bukunynya “Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

Kenapa baru baca bukunya sekarang?. Mungkin karena ekspektasi awal bakal mendekat-dekati atau masih berkaitan erat dengan dunia anak – anak ya. Dulu tau buku ini ketika masih SMP (Tsanawiyah) dari kakak, cuman kerena dunia main saya lebih asyik jadi belum tertarik dengan buku tersebut. Nah, kalo pas kuliah gini karena sudah berinteraksi dengan anak – anak (walopun udah pada kuliah) jadi weeh berharap dari sini dapat pengetahuan yang bisa membantu berinteraksi bersama mereka. Tuntutan profesi…haha

 

Buku ini cocok untuk bacaan bagi yang menggiati kemanusiaan atau volunteering.Dari sini ada gambaran jadi penggiat yang asyik, enerjik, dan berpanmpilan menarik. Mengingat di dalam buku ini foto – foto Tetsu-san bener – bener eye catching like as artist in Tv. Mungkin emang make-up dan perawatan itu yang baik adalah ditampilkan dalam kondisi seperti ini.

Secara nerjemahinnya, penerjemah ke Bahasa Indonesia bener-bener berhasil untuk menghasilkan bacaan yang tetep rennyah. Nggak banyak diksi njlimet, jadi kalopun dibaca oleh anak-anakpun akan mudah dicerna. Thanks

 IMAG8667.jpg

Serial anak-anak mamak “Amelia”

Kita tidak perlu mengerti untuk setuju. Sepanjang itu datang dari orang yang lebih berilmu. Besok lusa sepanjang mau terus belajar, aku juga akan mengerti dengan sendirinya. ~Juha

Baru nyadar ternyata cerita – cerita dari buku – buku ini serba nyambung. Darwis “Tere liye” bener – bener membuat otak berfikir merasa ada yang nyantol, “dimana ya tapi?”. Seperti di buku serial anak – anak mamak ada kesinambungan di buku “Bidadari – bidadari surga”, sementara, buku “Rembulan tenggelam di wajahmu” se-irama dengan novel “Pulang”, dwilogi “Negeri di ujung tanduk”, dan “Tentang kamu” yang khas akan dunia martial art dan crime.

IMAG8577Nah, kali ini rada istimewa, karena baru membaca buku serial mamak terakhir, “Amelia”. Ceritanya yaitu tentang si bungsu Amel tentunya. Watak yang disampaikan di dalam cerita ini lebih ke rasa ingin tahu yang tinggi dan pemberani secara emosi. Hingga cerita akhir yang rada sendu-sedih (baca sendiri pokoknya). Sementara setting utama masih berada di kampung dengan prosesi tanam yang nomaden dan buka lahan baru.

Uniknya kali ini tokoh orang lainya adalah teman sekelas Amelia bernama Chuck Noris (emang berafiliasi dengan kegemaran sang Bapak), dengan hikmah yang dapat diambil adalah tentang “Sabar”, sabar untuk membantu teman yang terlihat nakal. Inilah kerennya tulisan dari Tere liye, selalu ada hikmah disetiap bab-nya. Andai kontenya berisi cerita teenlit, kayaknya udah kubakar ni buku…hh

Dan, cerita tentang dunia pertanian kental sekali. Dari perkebunan kopi, karet, hingga metode perbanyakan tanaman cangkok dan kultur jaringan (tissue culture) diangkat disini. Gimana nggak bikin penasaran coba, anak SD udah diberi gambaran tentang yang beginian, Tapi, emang dasarnya buku tentang anak, hampir semua cerita – cerita yang ada dalam buku “Amelia” ini mampu saya imajinasikan dan gambarkan dengan baik, karena juga ngalamin waktu kecil. Kecuali di BAB pertemuan besar dan Epilog paling. Bahkan di cerita Pak Bin yang mengjar IPS (ilmu pengetahuan sosial) tentang peta, saya juga merasakan apa yang anak-anak di sana alami, sangat menunggu dan suka.

Mari membaca buku berkualitas tinggi….!!

 

Why do I need read this book?

This book is not designed to help you teach better. But it is intended to help you become a better teacher, cenah.

dd.pngEmang judul buku ini menjual banget, apalagi emang dari jaman smester satu sampek semester ke-langit ketujuh-pun Google merupakan layanan paling menjanjikan dan penyelesai segala urusan laporan/makalah/logbook/tinjauan pustaka. Jika nggak mau dikatakan iya, bisa jadi Google jadi dosen paling ampuh dimanapun ada dan bisa dijadiin penyelesai segala urusan.

Walo masih baca sampai chapter 4, tapi rasannya makin penasaran aja apa yang mau disajiin ama di penulis ini. Data ilmiah, data jurnalistik, textbook, sampai quote yang sedep di tampilin di buku ini. Bisa dikatakan wawasan si yang nulis gede banget dah, dan niat banget buat nulis ni buku.

quote-pendidikanYa, walaupun nggk mahir bahasa inggris. Tapi kalo mau sedikit berkeringat dengan kamus agak seru sih emang.

Oke, kenapa buku ini ada atau mengapa perlunya semangat untuk terus belajar itu perlu terus dipupuk? Kalo dalil Nas-nya udah mantep dong. Nah, namanya manusia kayaknya ya emang nggak mudah puas kalo datanya disajikan belum terukur bahkan kalo bisa angka ranking-levelnya berapa!. Detail.

Kabarnya sih nanti di cahpter selanjutnya bakal ada pembahasan dari sekolahnya, kuirkulum, manusia pengajaranya, hingga membahas apa itu masalah.

Agak merinding juga di chapter – chapter satu sampai tiga digambarin banget. Apasih yang di cari ama orang – orang pencari kerja. Freshgraduated dengan A level atau yang gimana?.

Ada pernyataan begini akibat warna – warninya jenis flu dan kenapa beda-beda endemiknya. “..yang paling konstan dalam hidup ini yaitu, situasi untuk tetap berubah”.

“setiap masalah besar adalah keuntungan besar, nggak bakalan ada seorang yang membiayaimu untuk mengerjakan pekerjaan yang bukan masalah.~Tina Seelig

Why do I need a teacher when I’ve got Google?

Mengenai judul. Emang si penulis agak greget. Di chapter 4 akhir malah udah dijawab dengan jelas. Ibarat drama, pemeran utama yang diidolakan tiba-tiba di deportasi. Ya begitulah serunya. Mungkin
“Sian-gilbertaya nggak menyajikan fakta-fakta yang bikin kalian tertekan panik, tapi membuatmu bangun. Karna kalian merupakan produk-produk kelas dunia dan kalian bisa memulainnya. Bahkan mulai dari dari sekarang.” ~Ian Gilbert

Kalimat ini berada dipenutup kisah bergolakan ekonomi dan perkembangan negara – negara adidaya, dengan fakta yang emang agak edyan. Mengenai beredarnya uang yang mayoritas malah berada di negara berkembang. Gonjang-ganjingnya ekonomi China hari ini. Berkembangnya rekruitmen anggota organisasi garis keras. Daan banyak kejadian yang bikin mrinding aja.

Tapi emang sih, kajian pustaka dan cara nyajiinya di buku ini enak. Untuk ukuran buku non fiksi apalagi.

Pemakan BUKU yang Sad-is

Nggak bisa dipungkiri acara diskon dan bazar buku, 4 tahun terakhir rasa – rasannya makin intens. Dari yang setingkat Bandung, kemudian lebih luas se- Jawa Barat, momok dan agenda tahunan di book fair Jakarta, Indonesia, dan Internasional. Kemudian muncul sebuah kondisi yang biasannya isinya pakaian dan sembako, tapi kali ini ada momen berharga hingga tanggal 31 oktober nanti dan sangat menggiurkan yaitu, CUCI GUDANG.

clip_image006Posisi pintu gerbang dengan tambahan tenda di Gudang Gramedia, Caringin, Kopo

Gudang buku Gramedia yang terletak di Jalan Caringin No. 74, Bandung merupakan spot yang diambil para panitia, walopun agak gagal antisipasi mereka mengingat jumlah pengunjung yang menggila. Tidak seperti di toko Gramedia Utama di Jalan Merdeka cenderung rapih dan aman, ya walo acara diskon dan katagori bukunnya serupa walo tak sama, agak esklusif.

Nah, buku yang dijual dalam cuci gudang kali ini emang terbilang acak. Mau best seller atau buku top recommended pada jamannya ada, hanya saja insting para pembeli yang cukup liar mempu menghabiskan stok buku – buku bagus dalam hitungan hari pasca dibukannya tuh acara. Mungkin bisa jadi yang sekarang dapet buku diskon, mereka yang nggak nyiapin list, nggak baca review, dan bahkan emang tu buku untuk dijual kembali dengan harga lebih bersaing. Untung – untung nggak jadi alas bungkus nasi haneut.

Fyi, Hal yang menggiurkan dari acara ini adalah…., nggak ada buku yang ceritannya hargannya 10,1 ribu per buah. Semuannya hanya ada 2 harga, 5 ribu untuk buku tipis dan 10 ribu untuk tebal dan lebar. Mau kertas glossi mengkilap kualitas premium kalo tipis ya dapet 5 ribu. Atau kertas koran 300 halaman ya dapet juga 5 ribu. Kalo buku arsitek wajar lah ya dapet 10 ribu, kualitas isi dan kertas beda. clip_image004

Berebut tiket kloter 2, yang paling riweuh emak-emak. pleass

Untuk jam buka dari jam 09.00 – 16.00 (udah kaya jam kuliah aja), dengan sistem buka tutup. Satu kloter dihitung perjam yang dimulai dari jam 9. Penghitungan kloter didasarkan pada nomer karcis per 100 biji yang bakalan kita peroleh sebelumnya. Tenang aja, kalo udah sejama bakalan diusir kok yang lagi ada di dalam.

Pengalaman kemarin hari sabtu nggak bisa masuk karena baru datang jam 11 siang, dan tiket sampai kloter jam 2 siang udah abis – bis, kloter jam 3 sore tinggal gambling yang tiketnya akan dibagikan jam 12 siang. Kemudian hari minggu (23/10) dateng lagi berangkat dari Nangor jam 7.30 yampek di tempat 8.30 dan dapet kloter jam 11.00. dan ternyata udah ada yang nunggu dari jam 7.30 di sana. Mantaaabb.

Daan, kemudian ketika di dalam lansung diberi kantong buku GM oleh panitia, jelas ini semakin memicu semangat membabi buta akan buku. Daaan, ketika di rak – rak buku – buku posisinya udah porak – poranda. Nggak karuan. Banyak buku yang udah pada diintipin abis – abisan. Diinjek tanpa haluan. Bukan cuman diobrak – abrik tapi dilempar, baru aja re-stok oleh panitia, ditata dengan halus, buku yang tercecer di kembaliin dengan rasa sabar… et dah!!. nggak tau lulusan apa para pembeli buku tuh.

Okey, sekian info dari saya. Semoga membantu untuk semakin semangat membaca dan membeli buku. Dan tentunnya ngehargain wadah ilmu yang satu ini. Oke gengs…..see youclip_image002clip_image008

Posisi adem pra dan pasca acara. yesss