Mahasiswa a.k.a

“Keunggulan kompetitif sebuah masyarakat bukanlah

hasil dari seberapa bagus sekolah mengajarkan

teknik budidaya, kimia analisis, dan aplikasi pestisida,

melainkan seberapa bagus sekolah dapat merangsang

imajinasi dan kreativitas yang dikombinasikan dengan nurani”

        Menarik rada sedep cerita – cerita yang berkeliaran ketika menjadi bagian dari bertani. Disitu ada pak tani, bu tani, anak tani (walaopun dalam cerita), dan mahsiswa. Cerita didominasi menggunakan bahasa lokal pasaran. Jangan kaget jika ada cletukan penuh gairah tapi disertai dengan canda dan tawaan. siga anj**, gobl***, sia**, dan kombinasi dari ketiga kata-kata ini.

       Sangat mudah terlebur dan ikutan berucap ala mereka hanya saja bahasa alusnya yang nggak bisa diterapkan tanpa berusaha menghafal dan praktek. ya, baha sunda lemes/alus.

       yang paling berat ketika bertani adalah bersiap lahan dengan mencangkul tanah super keras dan berat dan menyiapkan pupuk berton – ton/Hektar untuk digunakan sebelum tanam. Hanya emang kadar keberatannya ditentukan dengan pola tanam yang dianut oleh masing – masing sekte bertani. Semakin organik/ LEISA* semakin berat.

         IMAG8569

Mulsa hitam perak

          Hanya saja karena petani itu emang kuat banget, nyangkul sambil ngobrolin masa lalu berjam – jam enjoy – enjoy aja, kita yang mahasiswa kena matahari jam 10 siang 10 menit aja udah ngidam magnum sekarung. Untuk kuantitas pangan mereka sebenarnya kalo boleh jujur lebih banyak kita, mereka cenderung monoton konsumsinya dan hanya sekali makan + ngopi dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore. Walo saya bisa ngelakuin, cuman kalo sambil ngolah dan ngerawat sawah, its impossible today!!.

 

Ketarangan

1. Low External Input and Sustainable Agriculture (LEISA): – a system of agriculture which is based on principles and options which are ecologically sound, economically feasible and culturally acceptable, enaknya mah komnisai antara bahan alami dan sintetik yang saling melengkapi/menggantikan

Leave a comment