Metode Tunggal Tani

       “Memmang bahan eta bakalan bagus dipenelitian/di laboratorium,

tapi bakalan ‘0’ di penghasilan” ~ Saurna

     Sebelum membahas kalimat di atas lebih baik berbincang terlebih dahulu latar belakangnya kenapa kata – kata itu muncul. Dipandang dari sudut opini pribadi tentunya, tapi jangan dibawa terlalu serius, biar adem.

Nah, begini ceritannya. Pada beberapa subjek pelaksanaan usaha tani yang dilahan/lebak/sawah/media tanam rekomendasi dari departemen di tiap Fakultas yang bernaung dalam satu nama “Pertanian” biasannya akan punya penekanan yang berbeda. Entah itu di tahap budidaya, treatment pembenihan dan penyemaian, atau media tanamnya sendiri. Yang jadi rada PR hingga hari ini adalah nggak adanya rekomendasi terbaru yang dibakukan oleh semuanya bersama – sama. Atau bahasannya integrated farming system. Dan bahasan ini sebenernya asyik banget buat dipelajarin, di kampus saya sendiri ada 3 matkul yang sepesifik nyentuh bahasan ini, dengan total SKS 12 SKS.

Udah mulai dapet konteksnya?, nah, saya kebenaran berada di deparemen proteksi pertanian atau bahasa gaulnya Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT). Secara fakta ilmiah (infonya ada dibukunya pak Agrios, berita, dan jurnal), kerusakan akibat hama dan penyakit (inc. virus) paling banyak merusak tanaman dipertanian, ngalah – ngalahin cuaca, teknik budidaya yang kurang tepat, dan media tanam. Oleh karena itu, biaya produksi paling bikin tegang jantung selain sewa lahan ya beli obat dan gemuk (read: pupuk) biar tahan dan terhindar dari serangan.

Dan, salah satu kehebatan departemen kami adalah kemampuan memproduksi bahan – bahan penangkal tersebut. Dari yang senyawa tunggal sampai senyawa kompleks, walopun sama – sama sintetik (susah terurai dan beresidu). Daaaan, ini nih yang bikin munculnya kalimat di atas. Untuk bisa melepaskan produk baru pestisida dengan bahan aktif atau racikan sendiri harus melalui berbagai tahan uji coba lapangan dan laboratorium. Udah kelihatan kan jawabannya!!

IMAG8580Benih cabe merah dipersemaian arang sekam+serabut kelapa. Courtesy by: Photo dewe

Bener, sejujurnya saya masih lebih cenderung dan berkeyakinan kuat kalau pencegahan dengan metode tunggal untuk menghalau dan mematikan organisme pengganggu tanaman (OPT) lebih banyak gagalnya. Ketika kita mencoba berjalan dihamparan padi pasca penyemprotan fase vegetatif dan generatif coba perhatikan apakah aromannya lebih kuat atau ada perbedaan aroma?. Rata-rata petani sekarang menggunakan dua atau lebih pestisida dengan bahan aktif yang berbeda. Dan, penggunaan pupuk kompos berimbang, meminimalkan yang sintetik, menabung tanaman pelindung, mengistirahatkan tanah pasca panen, tidak membabat habis rumput (gulma), menggunakan pestisida pabrikan secukupnya, merupakan usaha multi metodis tersebut. Memberikan kesempatan alam untuk menilai kesehatan lingkungan selama kita bertanam hal yang paling mudah apakah kita terlalu naif dengan metode tunggal tersebut.

Integrated Farming is a whole farm management system, which enables the farmers to identify opportunities and threats and act accordingly, and, at the same time, consider consumer interests in their business. Integrated Farming is not based on a set of fixed parameters but on informed management processes.

Leave a comment